Selasa, 22 Januari 2019

BUS MALAM KEBANGGAAN WONG MAGELAH "PO.SANTOSO"


PROFIL DAN SEJARAH BUS SANTOSO, BUS MALAM KEBANGGAAN WONG MAGELANG :D



awansan.com – Dear pembaca semua, setelah kemarin kita membahas Po OBL Temangggung, sekarang kita berpindah ke Kota sebelahnya yaitu Kota Magelang, karena sebenarnya di kota ini juga terdapat banyak Perusahaan Otobus yang cukup tua dan legendaris yang masih mampu bertahan di kerasnya persaingan zaman sekarang.
Well bagi anda yang tingggal di daerah sekitar Yogyakarta dan Magelang pasti tidak asing lagi dengan perusahaan otobus yang satu ini.

Hasil gambar untuk dodge bus indonesia
Armada Fuso T653 milik Po Santoso

PO. Santoso pada awalnya dirintis tahun 1970an oleh suami-istri yang berprofesi sebagai dokter, yakni dr.Anwar Sani di Magelang, Po ini merupakan
berbekal armada  Mitsubishi Fuso T653 dan Mercedes Benz LP 911, trayek awal Po Santoso adalah  Jogja-Magelang-Semarang, Semarang- Magelang- Purwokerto, menyusul kemudian Semarang-Magelang-Cilacap.
Pada zaman dahulu pool PO Santoso berada di Jl Ahmad Yani Magelang (Poncol),
Seiring dengan berkembangnya Po Santoso maka awal tahun 80an pemilik membangun garasi yang lebih besar di Kupatan, garasi ini untuk menampung jumlah armada yang semakin bertambah, pada periode ini armada andalan Po santoso adalah MB OF 1113 dan Hino AK, well kebetulan awb sempat menikmati armada ini karena masih dipakai hingga tahun 2000an, saaat itu awb ingat ciri khas bus ekonomi santoso adalah terdapat kipas angin kecil di atas tiap kursi ðŸ˜†.

Bus Bumel Santoso

Pada akhir tahun 80an PO santoso ini mulai membuka  jalur bus malam jurusan Jakarta, Jalur yang diambil adalah Jurusan Wonosari/Klaten – Magelang – Jakarta – Merak .. PO Santoso cukup cerdik melihat peluang, mengingat banyak orang daerah Wonosari/klaten  yang merantau ke Jakarta/luar Jawa, tentunya ini jadi pangsa pasar yang sangat lezaat.. divisi bus malam ini terus bertahan hingga sekarang, bahkan terus berkembang, tiap bus santoso mempunyai seri tersendiri, bisa dilihat dibawah ini..

Bus malam Po Santoso era 90an

  • BOGOR

    Seri H (Executive Toilet)

    Seri I (PATAS AC Non Toilet)

    Seri J (Ekonomi)

    Seri X (Bisnis RS)
  • CILEDUG

    Seri E

    Seri B (Bisnis RS)
  • TANGERANG

    Seri A (Bisnis RS)

    Seri L (Bisnis RS)

    Seri N (PATAS AC)

    Seri T (Bisnis RS)

    Seri O ( Excecutive Toilet )
  • LEBAK BULUS

    Seri C (Bisnis RS)

    Seri D (Bisnis RS)

    Seri F

    Seri M (Bisnis RS)
  • KEMAYORAN – PULOGADUNG

    Seri W ( Executive Toilet )
  • PINANG RANTI

    Seri R (Bisnis RS)
  • KP. RAMBUTAN

    Seri Z
  • CILEUNGSI – CIBINONG

    Seri S
  • MERAK

    Seri V1

    Seri V2


Urusan Chasis Bus, Santoso memiliki selera tersendiri, Untuk divisi bus malam Bus santoso banyak mengandkan Chasis Mercedes Benz OH dan Hino AK, rata rata adalah MB OH 1518 king, sedangkan untuk divisi bumel yang jalan siang Po Santoso banyak menggunakan Hino AK dan bus eks divisi Malam.
Sebagian besar bus Santoso menggunakan Karoseri Tri Sakti model Marcopolo, sangat khas lampu depan mercy tiger :D, sedangkan lampu rem belakang model tumpuk, kesannya sederhana dan tidak neko neko , salah satu body terbaru PO Santoso adalah model Joybus Trisakti bermesin Oh 1521 Intercooler.
Santoso juga mempunyai divisi paket menggunakan yang menggunakan berbagai macam chasis bus dan truk :D, Semua armada tersebut sekarang mempunyai pool di Jl Sukarno Hatta Magelang.

Armada paket Po Santoso

Meskipun sekarang masih mampu bertahan nampaknya PO Santoso memang perlu peremajaan besar besaran untuk armadanya, mengingat banyak armada yang emang sudah termakan umur, awb sendiri sering melihat armada PO santoso yang lewat nampak sudah cukup tua, beberapa kali juga mendapati armada PO Ini sedang trouble di daerah tanjakan Rujak Asem bejen.. well demikian sekelumit cerita awb ttg Po Santoso, masukan dan revisi dari pembaca are welcome ðŸ˜€ .

Armada Bumel Po Santoso, pakai bus eks divisi malam

source: busnesia,google,ciptonesia,bismania
Advertisements

KISAH SUKSES PAK HAJI HARYANTO

Sejarah Bus Haryanto atau Perusahaan Otobus Haryanto


Perusahaan Otobus Haryanto ini sudah sangat terkenal dengan trayek atau rute Jakarta-Kudus-Surabaya-Madura-Pati-Solo-Blora-Cepu-Ponorogo. Tetapi banyak masyarakat yang tidak mengetahui nama Perusahaan Otobus Haryanto. Perusahaan Otobus ini diambil dari nama pemilik bus yaitu Pak Haryanto. Pak Haryanto hanyalah seorang anak buruh tani. Sejak kecil Pak Haryanto didik untuk bekerja keras mulai dari berjualan es atau menggembala sapi milik tetangga demi menambah penghasilan untuk kelangsungan hidup keluarganya. 

Saudara Pak Haryanto sangatlah banyak, jadi tidak dipungkiri jika Pak Haryanto didik untuk bekerja keras sejak kecil. Pak Haryanto anak keenam dari sebelas bersaudara. Sejak kecil Pak Haryanto bercita-cita ingin menjadi TNI. Cita-citanya tahun 1979 akhirnya tercapai juga. Pak Haryanto mulai bekerja di kesatuan angkatan angkatan udara kostrad di Tangerang. Pak Haryanto sewaktu menjadi TNI didik menjadi pengemudi yang tugasnya mengangkut meriam, beras untuk konsumsi dan perminyakan. Penghasilan beliau waktu itu hanya Rp 18.000 per bulan.

Sudah bekerja dan mengantongi gaji tetap setiap bulannya, pada tahun 1982 Pak Haryanto memberanikan diri untuk menikah, tetapi gaji belasan ribu yang diterima setiap bulannya tidaklah cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, maka selain bekerja sebagai TNI, beliau mempunyai kerja sambilan yaitu menjadi sopir angkot. Pada Tahun 1984 dengan modal uang kurang dari satu juta, Pak Haryanto nekat membeli mobil angkutan kota buatan daihatsu. Disela-sela waktu bekerja sebagai sopir kendaraan militer dikesatuannya, beliau meluangkan waktunya untuk menyopir angkot.

Bapak Haryanto tidak mempunyai banyak waktu istirahatnya demi menafkahi istri dan ketiga anaknya. Beliau juga bekerja sambilan yang lain yaitu sebagai perwakilan bus PO Sumber Urip yang beliau tekuni sejak tahun 1990 sampai tahun 2000. Dari hasil kerja kerasnya angkot beliau terus bertambah banyak hingga mencapai 100 unit. Dari hasil usaha angkotnya beliau berhasil mendapatkan jutaan rupiah setiap harinya.

Tahun 1990 beliau membuka Showroom mobil didaerah Tangerang. Showroom beliau khusus menjual mobil angkot dari berbagai merk. Mobil angkot yang dijualnya sangat diminati oleh pembeli sehingga setiap bulan telah terjual 20-30 unit mobil. Kini penghasilannya tak kalah dengan para jendral walaupun pangkat beliau di TNI hanya kopral. Beliau sangat sukses dalam menjalankan bisnisnya.

Walaupun umurnya baru 43 tahun, tahun 2002 dia melayangkan surat pengunduran diri. Beliau tidak mendapat pesangon, tetapi mendapat pensiun Rp 800. 000,- perbulan. Sejak beliau pensiun, beliau sibuk dengan bisnis barunya yaitu mendirikan Perusahaan Otobus. Perusahaan Otobusnya diberi nama PO Haryanto. Waktu itu beliau mendapat pinjaman dari bank sekitar 3 miliar, uang tersebut digunakan untuk membeli 6 unit bus yang masing-masing unit harganya Rp 800 juta.

Semula Pak Haryanto mengoperasikan busnya untuk rute atau jurusan Cikarang-Cimone dengan kelas Ekonomi. Sayangnya bus jurusan tersebut sepi penumpang sehingga beliau merubah busnya dengan kelas eksekutif dan membuat jurusan atau rute baru yaitu Jakarta-Kudus, Jakarta-Jepara, Jakarta-Pati.

Pada saat ini beliau memiliki 90 bus eksekutif yang melayani rute atau jurusan Jakarta-Kudus-Surabaya-Madura-Solo-Pati-Ponorogo-Blora. Selain busnya untuk penumpang umum, busnya juga dapat digunakan atau disewakan buat pariwisata. Selain itu beliau juga memiliki 150 unit angkutan kota dengan melayani trayek daerah Tangerang, dan beliau juga memiliki showroom mobil, 2 rumah makan besar yang berada didaerah Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Bapak Haryanto sadar betul bahwa usaha bisnisnya tidak akan berhasil tanpa bantuan Allah SWT. Oleh sebab itu beliau berjanji akan memberangkatkan sopirnya ke Tanah Suci (Mekkah). Tradisi memberangkatkan karyawannya ke Tanah Suci (Mekkah)  terus beliau pelihara hingga sekarang.

Inilah bus PO Haryanto yang dimiliki bapak Haryanto





GAJAH MULIA SEJAHTERA (GMS)

GMS (Gajah Mulia Sejahtera)
PO yg terlahir dari pecahan Gajah Mungkur ini bisa diibaratkan sebagai Nusantara'nya Wonogirian, akhir akhir ini seakan tak hentinya menampilkan armada armada anyar baik unit baru maupun rebodysaja. PO berelief lima bintang ini pula lah yg sontak melakukan gebrakan di ranah homebasenya dengan menjadi yg pertama mengusung busana berlabel Royal Coach. Cukup banyak body karya Adiputro dan Tentrem yg dioperasionalkan untuk kelas Super Executive, Executive, dan VIP, sedang untuk kelas Patas disediakan armada rekondisi yg tak kalah menawan dengan balutan body yg tengah ngetren saat ini. Tak hanya body saja yg fresh, dua unit chasis baru keluaran Mercedes-Benz OH-1626 pun ditebusnya, serta modifikasi Air Suspensi bawaan karoseri turut di jejalkan di beberapa armada yg mengusung chasis OH-1526. Mengikuti jejak yg digalakkan PO lereng gunung Muria, GMSpun tak ingin berdiam diri, berani melukiskan livery baru di sebagian armadanya, dengan tampilan grafis yg lebih simpel dan satu warna saja, meninggalkan ciri khas dahulunya sebagai bis bekelir tiga warna. Terobosan baru dalam rangka menambah fasilitas armada demi kepuasan pelanggannya, serta menanggapi halo'an Hotspot Bus yg dipelopori oleh BeJeUGMS pun tak segan menambahkan perangkat Wi-Fi untuk beberapa armadanya.

Scorpion King Untuk Kelas Super Executive




Body Rombakan Garasi Untuk Kelas Biasnis

Legacy SR-1 Untuk Kelas Patas

SEJARAH SEDYA MULYA

Sedya Mulya
Eksistensinya dulu terbilang mumpuni, bahkan dulu sempat memiliki unit Volvo segala. Semasih tren bis berbody ala ikan lohan, PO ini hadir dengan livery bintang bintang yg cukup menarik, dengan warna khas abu abu dan orange. PO yg berhombase di timur terminal Giri Adipura Wonogiri ini memang sering bermetamorforsis dalam hal kelir bodynya, pernah meluncurkan armada warna orange dengan lukisan realis orang berkebun, dan menuliskan trademark'nya "Strive to the Quality" di sisi samping body bis.
Kini armada keluaran anyarnya berbaju Legacy Sky SR-1Titan, serta Evonext.
Legacy Sky SR-1 Laksana
Evonext New Armada
Titan Trisakti

Itulah beberapa PO di kota Gaplek yg kembali menunjukkan gelagatnya, memulai eksistensi yg sempat mengendor, semoga ini adalah titik awal sebagai semangat juang para bos PO PO Wonogirian untuk menyejajarkan armadanya dengan PO besar di Wilayah lain. Biarpun tanpa adanya sebuah Psywar, namun keinginan untuk lebih meningkatkan kualitas dan pelayanan semoga bisa menjadi modal awal dalam mendongkrak kesuksesan berbisnis yg pernah terukir kala itu.

SEJARAH PO.TUNNGAL DAYA

Tunggal Daya
Bis yg konon pemiliknya masih saudara kandung dengan pendiri Timbul Jaya dan pendiri Tunggal Dara Indonesia ini terbilang paling variatif jika dibandingkan dengan PO lokal lainnya. Selain melayani jalur Wonogiri-Jakarta yg sudah tak asing lagi, PO yg sering di sebut dengan akronim TuDay ini juga melayani line Wonogiri-Bandung-Sukabumi dan Jakarta-Sukabumi, serta juga berkiprah dalam bis pariwisata yg bermarkas di Jogja, entah apakah dari berbagai divisi itu masih satu management ataukah telah terpecah, namun kesemuanya masih tetap memegang teguh tiang bendera atas nama Tunggal Daya.
Selain armada Legacy Sky SR-1 yg belum lama ini diambil pabrik pembuatan body bis di Ungaran, ada juga body terbaru lansiran karoseri Tri Sakti Magelang bertajuk Titan. Untuk line Pasundannya, dioperasikan armada New Proteus yg merupakan produk Laksana yg masih aktif hingga kini. Lain pada divisi pariwisatanya yg condong mengusung body varian New Travego dari berbagai karoseri.

New Proteus Laksana Line Bandung
Legacy Sky SR-1 Line Jakarta

SEJARAH PO.TUNGGAL DARA / TUNGGAL DARA PUTERA

 Tunggal Dara / Tunggal Dara Putera
Ini adalah merupakan PO raksasa saat itu, dengan aura khas kemewahan dan kenyamanan yg ditawarkan saat itu. Sayang, tak adanya usaha peremajaan pada armadanya, serta fenomena terpecahnya PO ini menjadi Gajah Mungkur, membuat kejayaan PO rintisan Darmo Sutarno ini tak berkibar seindah dulu. Namun, kefanatikan penumpang kala itu rupanya masih ada hingga sekarang, terbukti dengan masih eksisnya PO yg sekarang berpindah tangan pada H.Mulyadi yg merupakan penerus dari genersi pertamanya.
Berbeda dengan kedua saudaranya GMS dan Gajah Mungkur, induk dari Grup TDI ini rupanya tak goyah dengan kehadiran armada armada baru dari Adiputro milik dua perusahaan yg dulu masih satu naungan dengannya, dua PO berkelir merah ini lebih memilih mitra pada karoseri Laksana untuk merebody armadanya dengan jamahan baju Legacy Sky SR-1, serta justru konsisten meremajakan armadanya dengan tangan pribadi lewat karoseri interen "Revolution"nya.
  
Legacy Sky SR-1
Revobus ala Revolution
New Marcopolo ala Revolution

SANG GAJAH WONOGIRI

Gajah Mungkur
Mungkin ini PO yg ada di urutan nomor tiga setelah GMS dan Timbul Jaya dalam menebus body built up Adiputro. Dua unit New Travego versi teranyar "Jetbus HD" di datangkan dari Malang di atas chasis Mercedes-Benz OH-1526 untuk melayani kelas Big Top, kelas high-end satu satunya yg ada di Wonogiri saat ini. Selang beberapa waktu, dua Jetbus HD kembali di datangkan untuk squat pasukan armada berbasis Executive Class. Jalan selanjutnya yg ditempuh H.Sumaryoto selaku punggawa PO ini untuk menjadi yg lebih baik bagi para pelanggannya adalah dengan melakukan penambahan kelas sebagai tambahan optional bagi penumpang dari berbagai kalangan berbeda, jika sebelumnya hanya ada empat kelas saja, yaitu PatasVIPExecutive, dan Big Top, kali ini menjadi lima pilihan kelas setelah diluncurkannya armada rebody Legacy Sky SR-1 untuk jajaran kelas Super Executive.

Legacy Sky SR-1 Laksana untuk Kelas Super Eksekutif

Legacy Laksana untuk Kelas VIP