Selasa, 22 Januari 2019

BUS MALAM KEBANGGAAN WONG MAGELAH "PO.SANTOSO"


PROFIL DAN SEJARAH BUS SANTOSO, BUS MALAM KEBANGGAAN WONG MAGELANG :D



awansan.com – Dear pembaca semua, setelah kemarin kita membahas Po OBL Temangggung, sekarang kita berpindah ke Kota sebelahnya yaitu Kota Magelang, karena sebenarnya di kota ini juga terdapat banyak Perusahaan Otobus yang cukup tua dan legendaris yang masih mampu bertahan di kerasnya persaingan zaman sekarang.
Well bagi anda yang tingggal di daerah sekitar Yogyakarta dan Magelang pasti tidak asing lagi dengan perusahaan otobus yang satu ini.

Hasil gambar untuk dodge bus indonesia
Armada Fuso T653 milik Po Santoso

PO. Santoso pada awalnya dirintis tahun 1970an oleh suami-istri yang berprofesi sebagai dokter, yakni dr.Anwar Sani di Magelang, Po ini merupakan
berbekal armada  Mitsubishi Fuso T653 dan Mercedes Benz LP 911, trayek awal Po Santoso adalah  Jogja-Magelang-Semarang, Semarang- Magelang- Purwokerto, menyusul kemudian Semarang-Magelang-Cilacap.
Pada zaman dahulu pool PO Santoso berada di Jl Ahmad Yani Magelang (Poncol),
Seiring dengan berkembangnya Po Santoso maka awal tahun 80an pemilik membangun garasi yang lebih besar di Kupatan, garasi ini untuk menampung jumlah armada yang semakin bertambah, pada periode ini armada andalan Po santoso adalah MB OF 1113 dan Hino AK, well kebetulan awb sempat menikmati armada ini karena masih dipakai hingga tahun 2000an, saaat itu awb ingat ciri khas bus ekonomi santoso adalah terdapat kipas angin kecil di atas tiap kursi ðŸ˜†.

Bus Bumel Santoso

Pada akhir tahun 80an PO santoso ini mulai membuka  jalur bus malam jurusan Jakarta, Jalur yang diambil adalah Jurusan Wonosari/Klaten – Magelang – Jakarta – Merak .. PO Santoso cukup cerdik melihat peluang, mengingat banyak orang daerah Wonosari/klaten  yang merantau ke Jakarta/luar Jawa, tentunya ini jadi pangsa pasar yang sangat lezaat.. divisi bus malam ini terus bertahan hingga sekarang, bahkan terus berkembang, tiap bus santoso mempunyai seri tersendiri, bisa dilihat dibawah ini..

Bus malam Po Santoso era 90an

  • BOGOR

    Seri H (Executive Toilet)

    Seri I (PATAS AC Non Toilet)

    Seri J (Ekonomi)

    Seri X (Bisnis RS)
  • CILEDUG

    Seri E

    Seri B (Bisnis RS)
  • TANGERANG

    Seri A (Bisnis RS)

    Seri L (Bisnis RS)

    Seri N (PATAS AC)

    Seri T (Bisnis RS)

    Seri O ( Excecutive Toilet )
  • LEBAK BULUS

    Seri C (Bisnis RS)

    Seri D (Bisnis RS)

    Seri F

    Seri M (Bisnis RS)
  • KEMAYORAN – PULOGADUNG

    Seri W ( Executive Toilet )
  • PINANG RANTI

    Seri R (Bisnis RS)
  • KP. RAMBUTAN

    Seri Z
  • CILEUNGSI – CIBINONG

    Seri S
  • MERAK

    Seri V1

    Seri V2


Urusan Chasis Bus, Santoso memiliki selera tersendiri, Untuk divisi bus malam Bus santoso banyak mengandkan Chasis Mercedes Benz OH dan Hino AK, rata rata adalah MB OH 1518 king, sedangkan untuk divisi bumel yang jalan siang Po Santoso banyak menggunakan Hino AK dan bus eks divisi Malam.
Sebagian besar bus Santoso menggunakan Karoseri Tri Sakti model Marcopolo, sangat khas lampu depan mercy tiger :D, sedangkan lampu rem belakang model tumpuk, kesannya sederhana dan tidak neko neko , salah satu body terbaru PO Santoso adalah model Joybus Trisakti bermesin Oh 1521 Intercooler.
Santoso juga mempunyai divisi paket menggunakan yang menggunakan berbagai macam chasis bus dan truk :D, Semua armada tersebut sekarang mempunyai pool di Jl Sukarno Hatta Magelang.

Armada paket Po Santoso

Meskipun sekarang masih mampu bertahan nampaknya PO Santoso memang perlu peremajaan besar besaran untuk armadanya, mengingat banyak armada yang emang sudah termakan umur, awb sendiri sering melihat armada PO santoso yang lewat nampak sudah cukup tua, beberapa kali juga mendapati armada PO Ini sedang trouble di daerah tanjakan Rujak Asem bejen.. well demikian sekelumit cerita awb ttg Po Santoso, masukan dan revisi dari pembaca are welcome ðŸ˜€ .

Armada Bumel Po Santoso, pakai bus eks divisi malam

source: busnesia,google,ciptonesia,bismania
Advertisements

KISAH SUKSES PAK HAJI HARYANTO

Sejarah Bus Haryanto atau Perusahaan Otobus Haryanto


Perusahaan Otobus Haryanto ini sudah sangat terkenal dengan trayek atau rute Jakarta-Kudus-Surabaya-Madura-Pati-Solo-Blora-Cepu-Ponorogo. Tetapi banyak masyarakat yang tidak mengetahui nama Perusahaan Otobus Haryanto. Perusahaan Otobus ini diambil dari nama pemilik bus yaitu Pak Haryanto. Pak Haryanto hanyalah seorang anak buruh tani. Sejak kecil Pak Haryanto didik untuk bekerja keras mulai dari berjualan es atau menggembala sapi milik tetangga demi menambah penghasilan untuk kelangsungan hidup keluarganya. 

Saudara Pak Haryanto sangatlah banyak, jadi tidak dipungkiri jika Pak Haryanto didik untuk bekerja keras sejak kecil. Pak Haryanto anak keenam dari sebelas bersaudara. Sejak kecil Pak Haryanto bercita-cita ingin menjadi TNI. Cita-citanya tahun 1979 akhirnya tercapai juga. Pak Haryanto mulai bekerja di kesatuan angkatan angkatan udara kostrad di Tangerang. Pak Haryanto sewaktu menjadi TNI didik menjadi pengemudi yang tugasnya mengangkut meriam, beras untuk konsumsi dan perminyakan. Penghasilan beliau waktu itu hanya Rp 18.000 per bulan.

Sudah bekerja dan mengantongi gaji tetap setiap bulannya, pada tahun 1982 Pak Haryanto memberanikan diri untuk menikah, tetapi gaji belasan ribu yang diterima setiap bulannya tidaklah cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, maka selain bekerja sebagai TNI, beliau mempunyai kerja sambilan yaitu menjadi sopir angkot. Pada Tahun 1984 dengan modal uang kurang dari satu juta, Pak Haryanto nekat membeli mobil angkutan kota buatan daihatsu. Disela-sela waktu bekerja sebagai sopir kendaraan militer dikesatuannya, beliau meluangkan waktunya untuk menyopir angkot.

Bapak Haryanto tidak mempunyai banyak waktu istirahatnya demi menafkahi istri dan ketiga anaknya. Beliau juga bekerja sambilan yang lain yaitu sebagai perwakilan bus PO Sumber Urip yang beliau tekuni sejak tahun 1990 sampai tahun 2000. Dari hasil kerja kerasnya angkot beliau terus bertambah banyak hingga mencapai 100 unit. Dari hasil usaha angkotnya beliau berhasil mendapatkan jutaan rupiah setiap harinya.

Tahun 1990 beliau membuka Showroom mobil didaerah Tangerang. Showroom beliau khusus menjual mobil angkot dari berbagai merk. Mobil angkot yang dijualnya sangat diminati oleh pembeli sehingga setiap bulan telah terjual 20-30 unit mobil. Kini penghasilannya tak kalah dengan para jendral walaupun pangkat beliau di TNI hanya kopral. Beliau sangat sukses dalam menjalankan bisnisnya.

Walaupun umurnya baru 43 tahun, tahun 2002 dia melayangkan surat pengunduran diri. Beliau tidak mendapat pesangon, tetapi mendapat pensiun Rp 800. 000,- perbulan. Sejak beliau pensiun, beliau sibuk dengan bisnis barunya yaitu mendirikan Perusahaan Otobus. Perusahaan Otobusnya diberi nama PO Haryanto. Waktu itu beliau mendapat pinjaman dari bank sekitar 3 miliar, uang tersebut digunakan untuk membeli 6 unit bus yang masing-masing unit harganya Rp 800 juta.

Semula Pak Haryanto mengoperasikan busnya untuk rute atau jurusan Cikarang-Cimone dengan kelas Ekonomi. Sayangnya bus jurusan tersebut sepi penumpang sehingga beliau merubah busnya dengan kelas eksekutif dan membuat jurusan atau rute baru yaitu Jakarta-Kudus, Jakarta-Jepara, Jakarta-Pati.

Pada saat ini beliau memiliki 90 bus eksekutif yang melayani rute atau jurusan Jakarta-Kudus-Surabaya-Madura-Solo-Pati-Ponorogo-Blora. Selain busnya untuk penumpang umum, busnya juga dapat digunakan atau disewakan buat pariwisata. Selain itu beliau juga memiliki 150 unit angkutan kota dengan melayani trayek daerah Tangerang, dan beliau juga memiliki showroom mobil, 2 rumah makan besar yang berada didaerah Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Bapak Haryanto sadar betul bahwa usaha bisnisnya tidak akan berhasil tanpa bantuan Allah SWT. Oleh sebab itu beliau berjanji akan memberangkatkan sopirnya ke Tanah Suci (Mekkah). Tradisi memberangkatkan karyawannya ke Tanah Suci (Mekkah)  terus beliau pelihara hingga sekarang.

Inilah bus PO Haryanto yang dimiliki bapak Haryanto





GAJAH MULIA SEJAHTERA (GMS)

GMS (Gajah Mulia Sejahtera)
PO yg terlahir dari pecahan Gajah Mungkur ini bisa diibaratkan sebagai Nusantara'nya Wonogirian, akhir akhir ini seakan tak hentinya menampilkan armada armada anyar baik unit baru maupun rebodysaja. PO berelief lima bintang ini pula lah yg sontak melakukan gebrakan di ranah homebasenya dengan menjadi yg pertama mengusung busana berlabel Royal Coach. Cukup banyak body karya Adiputro dan Tentrem yg dioperasionalkan untuk kelas Super Executive, Executive, dan VIP, sedang untuk kelas Patas disediakan armada rekondisi yg tak kalah menawan dengan balutan body yg tengah ngetren saat ini. Tak hanya body saja yg fresh, dua unit chasis baru keluaran Mercedes-Benz OH-1626 pun ditebusnya, serta modifikasi Air Suspensi bawaan karoseri turut di jejalkan di beberapa armada yg mengusung chasis OH-1526. Mengikuti jejak yg digalakkan PO lereng gunung Muria, GMSpun tak ingin berdiam diri, berani melukiskan livery baru di sebagian armadanya, dengan tampilan grafis yg lebih simpel dan satu warna saja, meninggalkan ciri khas dahulunya sebagai bis bekelir tiga warna. Terobosan baru dalam rangka menambah fasilitas armada demi kepuasan pelanggannya, serta menanggapi halo'an Hotspot Bus yg dipelopori oleh BeJeUGMS pun tak segan menambahkan perangkat Wi-Fi untuk beberapa armadanya.

Scorpion King Untuk Kelas Super Executive




Body Rombakan Garasi Untuk Kelas Biasnis

Legacy SR-1 Untuk Kelas Patas

SEJARAH SEDYA MULYA

Sedya Mulya
Eksistensinya dulu terbilang mumpuni, bahkan dulu sempat memiliki unit Volvo segala. Semasih tren bis berbody ala ikan lohan, PO ini hadir dengan livery bintang bintang yg cukup menarik, dengan warna khas abu abu dan orange. PO yg berhombase di timur terminal Giri Adipura Wonogiri ini memang sering bermetamorforsis dalam hal kelir bodynya, pernah meluncurkan armada warna orange dengan lukisan realis orang berkebun, dan menuliskan trademark'nya "Strive to the Quality" di sisi samping body bis.
Kini armada keluaran anyarnya berbaju Legacy Sky SR-1Titan, serta Evonext.
Legacy Sky SR-1 Laksana
Evonext New Armada
Titan Trisakti

Itulah beberapa PO di kota Gaplek yg kembali menunjukkan gelagatnya, memulai eksistensi yg sempat mengendor, semoga ini adalah titik awal sebagai semangat juang para bos PO PO Wonogirian untuk menyejajarkan armadanya dengan PO besar di Wilayah lain. Biarpun tanpa adanya sebuah Psywar, namun keinginan untuk lebih meningkatkan kualitas dan pelayanan semoga bisa menjadi modal awal dalam mendongkrak kesuksesan berbisnis yg pernah terukir kala itu.

SEJARAH PO.TUNNGAL DAYA

Tunggal Daya
Bis yg konon pemiliknya masih saudara kandung dengan pendiri Timbul Jaya dan pendiri Tunggal Dara Indonesia ini terbilang paling variatif jika dibandingkan dengan PO lokal lainnya. Selain melayani jalur Wonogiri-Jakarta yg sudah tak asing lagi, PO yg sering di sebut dengan akronim TuDay ini juga melayani line Wonogiri-Bandung-Sukabumi dan Jakarta-Sukabumi, serta juga berkiprah dalam bis pariwisata yg bermarkas di Jogja, entah apakah dari berbagai divisi itu masih satu management ataukah telah terpecah, namun kesemuanya masih tetap memegang teguh tiang bendera atas nama Tunggal Daya.
Selain armada Legacy Sky SR-1 yg belum lama ini diambil pabrik pembuatan body bis di Ungaran, ada juga body terbaru lansiran karoseri Tri Sakti Magelang bertajuk Titan. Untuk line Pasundannya, dioperasikan armada New Proteus yg merupakan produk Laksana yg masih aktif hingga kini. Lain pada divisi pariwisatanya yg condong mengusung body varian New Travego dari berbagai karoseri.

New Proteus Laksana Line Bandung
Legacy Sky SR-1 Line Jakarta

SEJARAH PO.TUNGGAL DARA / TUNGGAL DARA PUTERA

 Tunggal Dara / Tunggal Dara Putera
Ini adalah merupakan PO raksasa saat itu, dengan aura khas kemewahan dan kenyamanan yg ditawarkan saat itu. Sayang, tak adanya usaha peremajaan pada armadanya, serta fenomena terpecahnya PO ini menjadi Gajah Mungkur, membuat kejayaan PO rintisan Darmo Sutarno ini tak berkibar seindah dulu. Namun, kefanatikan penumpang kala itu rupanya masih ada hingga sekarang, terbukti dengan masih eksisnya PO yg sekarang berpindah tangan pada H.Mulyadi yg merupakan penerus dari genersi pertamanya.
Berbeda dengan kedua saudaranya GMS dan Gajah Mungkur, induk dari Grup TDI ini rupanya tak goyah dengan kehadiran armada armada baru dari Adiputro milik dua perusahaan yg dulu masih satu naungan dengannya, dua PO berkelir merah ini lebih memilih mitra pada karoseri Laksana untuk merebody armadanya dengan jamahan baju Legacy Sky SR-1, serta justru konsisten meremajakan armadanya dengan tangan pribadi lewat karoseri interen "Revolution"nya.
  
Legacy Sky SR-1
Revobus ala Revolution
New Marcopolo ala Revolution

SANG GAJAH WONOGIRI

Gajah Mungkur
Mungkin ini PO yg ada di urutan nomor tiga setelah GMS dan Timbul Jaya dalam menebus body built up Adiputro. Dua unit New Travego versi teranyar "Jetbus HD" di datangkan dari Malang di atas chasis Mercedes-Benz OH-1526 untuk melayani kelas Big Top, kelas high-end satu satunya yg ada di Wonogiri saat ini. Selang beberapa waktu, dua Jetbus HD kembali di datangkan untuk squat pasukan armada berbasis Executive Class. Jalan selanjutnya yg ditempuh H.Sumaryoto selaku punggawa PO ini untuk menjadi yg lebih baik bagi para pelanggannya adalah dengan melakukan penambahan kelas sebagai tambahan optional bagi penumpang dari berbagai kalangan berbeda, jika sebelumnya hanya ada empat kelas saja, yaitu PatasVIPExecutive, dan Big Top, kali ini menjadi lima pilihan kelas setelah diluncurkannya armada rebody Legacy Sky SR-1 untuk jajaran kelas Super Executive.

Legacy Sky SR-1 Laksana untuk Kelas Super Eksekutif

Legacy Laksana untuk Kelas VIP

SEJARAH PO.TIMBUL JAYA

Timbul Jaya
Siapa yg tak kenal dengan PO legendaris ini, konon dari usaha hasil bumi yg digeluti sang empunya lah yg membidani kelahiran PO PO besar yg masih eksis hingga sekarang. Semasih jaya jayanya kala itu, PO ini juga memiliki karoseri interen bernama Jaya Karoseri, karyanya yg saat ini masih ada adalah sebuah unit Tunggal Daya orange divisi Kalideres-Sukabumi. Entah apa sebabnya, putaran roda PO milik Bupati Wonogiri H.Danar Rahmanto ini tak sekencang imange'nya dulu, kini tinggal menyisakan beberapa trayek tujuan Jakarta saja untuk line regulernya. Namun di lain sisi, divisi Pariwisatanya terbilang mulai bergulir menghadirkan armada yg gress dari karoseri ternama kota Malang, Jetbus HD ala Adiputro dan Scorpion King by Tentrem. Eksistensi yg menurun mungkin membuat PO ini perlahan mundur dari divisi reguler dan justru fokus pada lahan anyarnya di kancah bis pariwisata yg unit barunya meninggalkan kelir dominannya dulu yaitu hijau dan berganti livery abu abu kecoklatan kombinasi pink, hijau, dan kuning. Inilah warna baru Timbul Jaya yg mungkin menjadi tolak awal kebangkitan dari keredupan yg pernah dialaminya.

Jetbus HD Adiputro
Scorpion King

NASIB BUS ASAL KOTA GAPLEK

Timbul Tenggelamnya PO Wonogiri-an

Seiring mendidihnya persaingan bisnis usaha perbisan di jagad ini khususnya di pulau Jawa, yg imbasnya adalah gegap gempita para onwer untuk terus memacu semangat dalam menghadapi ladang bisnis yg lahannya makin terkikis, satu cara ampuh sebagai senjata dalam melawan musuh adalah dengan menhadirkan armada yg recomended.
Roda selalu berputar menerjang jalanan, ada saatnya dimana lintasan itu mulus, dan ada pula yg terjal dan bergelombang, itu laksana sebuah halang rintang perjalanan usaha para penggede penggede Otobus ini.
Wonogiri yg kala itu pernah merajai perhelatan dunia transportasi bis, yg merupakan buah dari tumbuh kembangnya cikal bakal yg ditanamkan Atmo Wiranto lewat bendera PO Timbul Jaya, yg juga mengilhami kelahiran PO Tunggal Dara Indonesia Group yg saat ini umumnya telah berpindah tangan ke generasi kedua.
Entah mengapa, beberapa waktu silam, kibaran bendera perusahaan bis bis di Kabupaten bermoto SUKSES ini seperti turun pamor dari sedia kala.
Apalagi armada berbendera non lokal makin hari kian banyak yg menyambangi kota pemilik Waduk Gajah Mungkur itu, seakan makin menambah dalam tenggelamnya PO asli yg dulunya sempat berjaya.
Namun nampaknya, virus Muria-an yg saat sekarang tengah menjamur, ternyata juga menjamui para kawan sepengusahaannya dari wilayah lain, termasuk Wonogiri pula. Meski tak secara spontanitas berapi api layaknya kobaran tren gengsi ala Bumi Kartini, namun greget up to date armada dari beberapa PO di Wonogiri lambat laun mulai menampakkan keseriusannya.

BUS TINGKAT SOLO YG LEGENDARIS



Nostalgia Naik Bus Tingkat Kota Solo
Satu lagi keistimewaan dan keunikan kota Solo yang tidak dimiliki kota lainnya. Yaitu keberadaan Bus Tingkat atau yang lebih dikenal oleh penduduk setempat dengan sebutan bus tumpuk atau bis tumpuk. Sayangnya, keunikan itu kini sudah tidak dijumpai lagi di kota bersumbu politik pendek itu. Bersama dengan kota Jakarta, Surabaya, dan Makassar, dulu bus tingkat pernah eksis cukup lama di empat kota tersebut. Hanya Solo lah satu-satunya kota kecil yang memperoleh keistimewaan itu.
Semasa masih SD, aku masih ingat dulu sering naik bus tingkat itu dari Pasar Kleco dan turun di Kusuma Sahid saat berangkat ke sekolah jika tidak ada yang mengantar. Terkadang, aku juga sengaja pulang naik bus tingkat dari Matahari Beteng (sekarang jadi Pusat Grosir Solo) dan turun di Toserba Relasi (Mendungan). Perjalanan pulang ini yang menarik karena menempuh rute lebih panjang dan lebih lama serta lebih sepi. Kalau naiknya pas berangkat sekolah, bus tingkat sering dijejali penumpang. Sementara kalau naiknya pas pulang sekolah, penumpangnya relatif lebih sedikit sehingga biasanya aku sengaja naik ke lantai dua dengan tujuan sambil melihat-lihat pemandangan sekitar rute yang dilalui bus siput itu (sengaja kusebut bus siput karena jalannya relatif sangat pelan dan lama).
Rute Bus tingkat di Solo kala itu menempuh jurusan dari Terminal Kartosuro (Sukoharjo) ke Terminal Palur (Karanganyar) PP (Pergi-Pulang). Hanya saja, ada sedikit perbedaan rute jalan antara pergi-pulangnya. Kalau dari arah Kartosuro, bus tingkat itu melalui Jalan Jenderal Ahmad Yani, Kampus UMS Pabelan, RS YARSIS, Purwosari, Jalan Slamet Riyadi, Jalan Jend. Soedirman, Pasar Gedhe, Panggung, Jebres, Kampus UNS, Taman Jurug, dan kemudian berakhir di Terminal Palur. Untuk menempuh jarak sepanjang ± 20 KM itu, bus siput ini butuh waktu antara 1-1,5 jam. Sementara kalau dari arah Palur, bus tingkat itu melalui Taman Jurug, Kampus UNS Kentingan, Jebres, Panggung, Pasar Gedhe, Balai Kota Surakarta, Jalan Jend. Soedirman, Gladak, Matahari Beteng, menyusuri kawasan Pasar Kliwon, RS. Kustati, kemudian Pasar Gading (Alun-Alun Kidul), Gemblegan, Ponpes Jamsaren, Pringgolayan, Lapangan Tipes, SMA 7, Bunderan Baron, SD Ta’mirul Islam, SMP/STM Murni, RS DKT, kemudian Jalan Slamet Riyadi, Purwosari, Jajar, Kleco, Pabelan, dan berakhir di Terminal Kartosuro (lama). Waktu tempuh dari Palur ke Kartosuro relatif lebih lama daripada Kartosuro ke Palur, karena jalur-jalur yang dilalui lebih jauh dan berliku-liku.
Ada beberapa cerita tanpa sumber jelas tentang sejarah bus tingkat di kota Solo yang notabene adalah kota kecil dan bukan kota ibukota provinsi. Konon, berdasarkan cerita-cerita orang-orang tua dulu, bus tingkat bisa ada di Solo karena peran serta Pak Harto (Presiden Kedua RI) dan bu Tien (Tien Soeharto). Pada masa pemerintahan Pak Harto, Solo diupayakan bisa seperti Jakarta. Kota Solo boleh dibilang adalah kotanya pak Harto dan bu Tien. Ini seperti Pak Karno dengan Blitar atau SBY dengan Pacitan. Terlebih lagi, ibu Tien tidak hanya sekedar orang Solo namun juga keturunan kerabat Mangkunegaran. Atas permintaan bu Tien, maka pak Harto kemudian mengirimkan beberapa unit bus tingkat untuk beroperasi di Solo. Kebetulan secara topografi (bener nggak sih saya pakai istilah ini? CMIIW), permukaan tanah kota Solo relatif rata dan datar sehingga pas jika diberi bus tingkat. Awalnya sebuah bis tingkat pertama masuk ke kota Solo pada tahun 1983 (CMIIW). Singkat cerita, beberapa tahun kemudian jumlah bis tingkat menjadi 30 buah.
Bus Tingkat (Bus Di Atas Adalah Bus Tingkat Di Jakarta, Bus Tingkat Di Solo Sama)
Bus Tingkat (Bus Di Atas Adalah Bus Tingkat Di Jakarta, Bus Tingkat Di Solo Sama)
Bus tingkat sekarang memang sudah tidak dijumpai di kota Solo. Di kota-kota lain pun juga sudah tidak ada. Solo adalah kota terakhir yang menghapus keberadaan bus tingkat. Habisnya karir bus tingkat Solo sepertinya berawal dari krisis moneter dan kemudian juga karena perkembangan zaman. Ketika itu, semenjak badai krisis moneter mulai kisaran tahun 1997-an, seluruh harga-harga barang melambung tinggi. Hal itu juga memicu meningkatnya biaya perawatan bus tingkat yang menggunakan mesin pabrikan Volvo. Terlebih lagi komponen-kompenen suku cadangnya harus didatangkan langsung dari luar negeri. Mau tidak mau biaya perawatanpun membengkak.
Perkembangan zaman dan mahalnya biaya perawatan sementara pendapatan dari bus tingkat tidak mencukupi biaya perawatannya, memaksa Perum Damri sebagai pengelola bus tingkat ketika itu kemudian mempensiunkan total bus tingkat di kota Solo. Aku lupa pastinya kapan bus tingkat di Solo benar-benar dihilangkan.
Keberadaan bus tingkat di Solo terkadang memang menjadi sarana bersantai murah sambil menyaksikan sekitar kota Solo. Ada pula yang sering menjadikannya media penghilang stress murah. Kalau bagi anak-anak mudanya, tak jarang lantai 2 bus tingkat sering dijadikan lokasi ‘kojom‘ murah (bc: pacaran).
Disadari atau tidak, ketika itu bis tingkat cukup menjadi fenomena unik kota Solo, khususnya masyarakat di luar Solo. Ada semacam opini yang beredar, belum lengkap rasanya kalau ke kota Solo jika belum menaiki bis tingkat. Keberadaan bis tingkat telah memberikan kebanggaan khusus bagi masyarakat Solo. Dan kebanggaan masyarakat Solo akan kota tempat tinggalnya itu akan kembali lagi insya Allah tahun ini secepatnya pada bulan depan (Maret) karena bus tingkat akan kembali hadir di kota Solo. Kepada warga di luar Solo, mari kunjungi kota Solo, the Spirit of Java! Monggo mas lan mbakyu…
by; deberita

SEJARAH PO.LORENA

SEJARAH PO.LORENA
Pada tahun 1970, Lorena Transport didirikan oleh Bpk. G.T. Soerbakti dan mulai menjalankan bisnis jasa transportasi jarak pendek dengan mengandalkan 2 unit bus Mercedes Benz yang melayani rute antar kota, yaitu Bogor – Jakarta PP. Kemudian pada tahun 1984, trayek jarak jauh mulai dibuka yaitu Jakarta – Surabaya PP, dilanjutkan dengan kota-kota lain di Pulau Jawa, Madura, Bali dan Sumatera. Saat ini LORENA-KARINA telah memiliki lebih dari 500 unit bus yang keseluruhannya menggunakan produk Mercedes Benz guna melayani lebih dari 60 Kota di Indonesia.
Lorena Group pada tahun 1989 mengembangkan usahanya dengan mendirikan PT. Ryanta Mitra Karina yang biasa disebut “KARINA” yang juga bergerak di bidang jasa angkutan umum bus Antar Kota Antar Propinsi ( AKAP ) yang melayani trayek Jakarta, Surabaya, Malang, Madura dan Denpasar.
LORENA-KARINA mempunyai komitmen untuk melayani masyarakat pengguna jasa angkutan umum bus Antar Kota Antar Propinsi ( AKAP ) serta dengan sungguh-sungguh memberikan pelayanan prima dan motto usaha yang mengutamakan kepuasan pelanggan yaitu : SABAR, SOPAN dan SENYUM.
Hasil upaya PT. Eka Sari Lorena Transport dalam menumbuh-kembangkan usaha telah menghasilkan penghargaan dari konsumen dan sertifikat pengakuan dari berbagai lembaga pemerintah maupun internasional, diantaranya :
  1. Penghargaan Managemen Transportasi Darat & Depo Terbaik di DKI dari Departemen Perhubungan R.I
  2. “Golden Asia Award” For Service Excellence, Hongkong
  3. “New Millennium Award” International Transportation Award, Brussels – Belgium.
  4. “Lifetime Achievement Award” dari Ernst & Young Entrepeneur Of The Year 2003 Indonesia kepada Bp. Gusti Terkelin Soerbakti, President LORENA Group
  5. Penghargaan Pemilihan Kinerja Perusahaan Otobis terbaik Tingkat Nasional dari Departemen Perhubungan R.I.
  6. Penerima penghargaan Pengemudi Bus AKAP Terbaik di DKI dan Indonesia dari Departemen Perhubungan R.I.
Pada Tahun 2003 PT. Eka Sari Lorena Transport berhasil mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2000, dimana LORENA Transport merupakan perusahaan transportasi darat pertama di Indonesia yang memperoleh sertifikasi ISO 9001:2000. Hal ini menunjukkan komitmen LORENA untuk memberikan kualitas jasa terbaik dan sesuai standar mutu yang dipersyaratkan. Penerapan sistem yang berbasis ISO 9001:2000 adalah upaya untuk menstandarkan seluruh proses kerja dan secara langsung akan terkait dengan standarisasi mutu jasa yang dihasilkan sehingga memunculkan Budaya Mutu dalam Perusahaan.
Keunggulan dan nilai tambah dari LORENA-KARINA terletak pada kreatifitas dan inovasi dalam mengantisipasi perubahan-perubahan yang terjadi terhadap keinginan maupun kebutuhan pelanggan. Untuk mendukung kegiatan pengoperasian bus dan penerapan konsep depo terpadu yang dapat melayani semua kebutuhan pelanggan dalam satu lokasi, telah dibangun depo bus LORENA-KARINA di Jl. Raya Tajur No. 106 Bogor, dan di Jl. RA. Kartini No. 16 Cilandak, Jakarta. Dimana seluruh bus LORENA-KARINA berangkat dan tiba serta juga sebagai tempat transit bagi penumpang dalam perjalanan jarak jauh dari Wilayah Sumatera, Jawa, Madura dan Bali ataupun sebaliknya.
Di depo LORENA-KARINA tersedia fasilitas untuk para penumpang berupa counter penjualan dan pemesanan tiket, ruang tunggu penumpang, ruang istirahat, Mushola, kamar mandi, Rumah Makan, jasa pengiriman barang ( ESL EXPRESS ) dan SPBU.
Pada Bulan November 2007, Lorena Transport memenangkan tender Busway yang diadakan oleh Pemerintah provinsi DKI Jakarta untuk koridor V dan VII dengan mengalahkan lebih dari 30 pesaing. Untuk koridor V, Lorena Transport menggunakan 13 unit bus articulated (gandeng) bermerek Komodo. Sedangkan untuk koridor VII, Lorena Transport akan mengunakan 34 unit single bus bermerek Hino. Lorena Transport akan menunjukkan kepada masyarakat kualitas Mass Rapid Transportation yang berskala Internasional namun tetap mengedepankan efisiensi keuangan negara.
Pada tanggal 1 Juni 2008, Lorena Group telah meluncurkan Program Baru yaitu Program frequent travelerGREEN CARD LORENA-KARINA. Green Card ini merupakan progam unggulan terbaru yang memberikan kemudahan kepada anggota Green Card saat melakukan perjalanan dengan menggunakan jasa LORENA-KARINA. Sebagai pemegang Green Card, banyak keuntungan yang diperoleh sehingga membuat perjalanan memiliki nilai tambah.
Kemudahan dan keuntungan dari LORENA-KARINA GREEN CARD antara lain : Poin Reward yang dapat ditukarkan dengan hadiah menarik, kemudahan untuk pemesanan tiket LORENA-KARINA pada musim ramai yang telah ditentukan oleh perusahaan, potongan harga untuk pemakaian jasa Lorena Group lainnya (Sari Lorena Charter & Rental dan ESL Express Courier & Cargo), serta potongan harga untuk pembelian Souvenir Lorena Group.
Visi
“ Menjadi Perusahaan Transportasi Darat terbaik di Indonesia dengan sistem yang terintegrasi dan layanan PRIMA “
Misi
“ Memberikan jasa transportasi darat dengan kualitas terbaik“
“ Membangun layanan transportasi darat yang Aman, Nyaman, Tepat waktu dan memuaskan pelanggan “
Moto
“ Sabar, Sopan, Senyum “

SEJARAH PO.HARAPAN JAYA

SEJARAH PO.HARAPAN JAYA
PO.Harapan Jaya berdiri sejak tahun 1977 oleh Almarhum Harjaya Cahyana.
Armada yang pertama kali beroperasi sebanyak 3 unit dengan trayek Tulung Agung – Kediri – Surabaya – PP.
Tahun 1993, CV.PO.Harapan Jaya kembali membuka rute baru dengan trayek Tulung Agung – Jakarta PP
Sekarang, rute yang dapat kami layani :
– Bus Surabaya :
  • Tulung Agung – Surabaya PP
– Bus Malam :
  • Blitar – Cikarang – Bekasi – Jakarta – Bogor – Tangerang
– Bus Pariwisata :
  • Sumatra – Jawa – Bali – Lombok
Dapatkan service memuaskan dari kami, dengan armada Long cassis keluaran terbaru dan fasilitas yang memukau.
Kantor Pusat     : Jl. Mayor Sujadi 23A, T. Agung -Jawa Timur
(0355) 321620, 321624, 327575
Kantor Cabang   : Jl. Raya Ngawi RT 16 RW 03, Maospati–Jawa Timur  (0351) 868931
: Jl. Raya Tengah 34-35(Caglak) kelurahan Gedong –
Jakarta Timur (021) 70382322, 70382066, 8411652
Keselamatan dan Kenyamanan Anda adalah Tujuan Utama Kami
BY: deberita